Assalammualaikum
Hari Sabtu yang lalu (10/9/2011), aku bareng Mimi kembaranku dapat undangan buat nonton film dokumenter Radio Rimba Raya di Takengon. Awalnya sih masih ragu bisa hadir apa nggak, karena pemutaran filmnya malam hari. Kalo sama papa sih biasa jarang-jarang dapet izin buat keluar malam. Tapi alhamdulillah akhirnya diizinin juga. Awalnya sih acaranya mau diadain hari minggunya, tapi entah kenapa jadi dipercepat. Syukur juga sih, soalnya kalo pemutarannya hari minggu, aku udah pasti nggak bakal bisa nonton karena harus balik ke Medan malemnya.
Film dokumenter ini adalah karya dari putra daerah yang bernama Ikmal Gopi. Yang lebih serunya lagi, pemutarannya filmnya kayak pemutara layar tancep gitu saking ramenya yang nonton. Tenda dan kursi yang disediain panitia ampe nggak cukup gitu. Diriku salah satu penonton yang harus rela berdiri manis di sudut lapangan. Walau hujan sempat turun, antusias penonton tetap tinggi. Buktinya nggak langsung bubar seketika juga pas hujan mengguyur. Beruntung aku ketemu senior sewaktu di SMA yang bawa payung. Jadinya bisa nebeng deh *nasib nggak bawa payung sendiri*. Kalo mau lihat liputan lengkapnya, klik DISINI aja ya :)
Radio ini adalah Radio Republik Indonesia Darurat yang disiarkan dari Dataran Tinggi Gayo. Waktu itu berita yang disiarkan itu berkaitan dengan usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Jadi lewat radio ini nih disiarkan bahwa Negara Indonesia itu masih ada ke beberapa negara dengan beberapa bahasa juga. Radio ini disembunyikan di Kampung Rimba Raya, kecamatan Pintu Rime Gayo, kabupaten Bener Meriah. Untuk mengenangnya, di sana kita masih bisa mendapati menumennya. Tapi perangkat radionya udah nggak ada, karena disimpan di salah satu museum di Jogjakarta. Gitu deh kira-kira cerita singkatnya. Kalo mau tau lebih jelasnya, klik DISINI aja ya :)
Malem minggu yang seru walau begitu film habis kami langsung pulang, hehe...
Senang melihat antusias warga Takengon yang masih peduli dengan masalah sejarah beginian, apalagi aku lihat banyak anak kecil yang nonton. Moga aja ke depannya makin banyak cineas kreatif yang mengangkat masalah sejarah seperti ini. Temen-temen kalo filmnya udah beredar di pasar (tapi nggak tau juga sih, bakal dijual nggak ya?) harus nonton ya, biar tahu juga kalo sebenarnya pernah ada radio yang nyiarin tentang keberadaan negara kita semasa penjajahan Belanda.
Mari peduli dengan sejarah (>o<)/